Karakteristik
dari Konsumen Indonesia (pada umumnya)
Indonesia
memilki lebih dari 220 juta penduduk dengan ratusan suku yang tersebar di
berbagai pulai.Sekalipun berbeda-beda suku dan bahasa,namun pasti ada kesamaan
karakter,yang bisa dijadikan patokan bagi para marketer untuk menjalankan
strategi marketing.10 karakter unik konsumen Indonesia bisa di jadikan
referensi yang pas untuk itu.Namun Anda harus hati-hati menyelami karakter ini.
Karakter
dari konsumen Indonesia itu antara lain :
1.
Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar
konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir
jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
2.
Tidak terencana (dominated by unplanned behavior). Hal ini tercermin pada
kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa
perencanaan sebelumnya).
3.Suka
berkumpul. Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul
(sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking
seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di
Indonesia.
4.
Gagap teknologi (not adaptive to high technology). Sebagian besar konsumen
Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna
biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna
lain.
5.
Berorientasi pada konteks (context, not content oriented). Konsumen kita
cenderung menilai dan memilih sesuatu
dari
tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru
lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
6.
Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect). Sebagian konsumen Indonesia
juga lebih menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri, karna bias
dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia
7.
Beragama(religious). Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama.
Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran
agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh
seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang
mengusung simbol-simbol agama.
8.
Gengsi (putting prestige as important motive). Konsumen Indonesia amat getol
dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya.
Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laristerjual
di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada
tiga budaya yang menyebabkangengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi
sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masihmelekat sehingga
menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat
naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan
sehingga mendorong untuk saling pamer.
9.
Budaya lokal (strong in subculture). Sekalipun konsumen Indonesia gengsi
dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya
ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku
yang lain.
10.
Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment). Salah satu
karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap
isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen
terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal
di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah
paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap
harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah
lingkungan terhadap mereka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku
Sikap konsumen akan mempengaruhi pilihannya dalam membeli, dimana seseorang
mempunyai sikap terhadap segala sesuatu, misalnya : agama, politik, pakaian,
makanan, dan lain-lain. Sikap menempatkan seseorang dalam kerangka berpikir,
menyukai atau tidak menyukai, menghampiri atau menjual. Menurut Azwar (1988:24)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu : pengalaman
pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi
atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri
individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap konsumen bisa diubah. Dua cara
lain yang bisa dilakukan pemasar untuk mempengaruhi seseorang untuk membeli
produk atau merek yaitu : menyesuaikan atribut-atribut produknya dengan sikap
konsumen yang telah ada, atau dengan mengubah sikap konsumen. Pilihan manapun
dilakukan tentunya didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk setiap
alternatif.
Menurut Krech dan Crutch field (1984:152), sikap adalah suatu organisasi yang abadi tentang motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif mengenai beberapa aspek lingkungannya. Menurut Fishbein & Aizein (1975:6), sikap merupakan suatu kecenderungan yang terpelajari dalam memberikan respon menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten mengenai obyek tertentu. Sedangkan menurut Loudon dan Bitta (1993:423), sikap merupakan penilaian positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, setuju atau tidak setuju dari perasaan seseorang terhadap suatu obyek. Namun selanjutnya Fishbein (1993:422) menyatakan bahwa lebih dari 100 definisi tentang sikap, dengan demikian maka belum ada kesepakatan yang baru tentang definisi sikap.
Menurut Krech dan Crutch field (1984:152), sikap adalah suatu organisasi yang abadi tentang motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif mengenai beberapa aspek lingkungannya. Menurut Fishbein & Aizein (1975:6), sikap merupakan suatu kecenderungan yang terpelajari dalam memberikan respon menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten mengenai obyek tertentu. Sedangkan menurut Loudon dan Bitta (1993:423), sikap merupakan penilaian positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, setuju atau tidak setuju dari perasaan seseorang terhadap suatu obyek. Namun selanjutnya Fishbein (1993:422) menyatakan bahwa lebih dari 100 definisi tentang sikap, dengan demikian maka belum ada kesepakatan yang baru tentang definisi sikap.
Factor yg mempengaruhi perilaku konsumen indonesia
Faktor Budaya
Budaya adalah penyebab
paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh
dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu sendiri adalah
kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai budaya dan pengaruh
budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat besar, oleh karenanya
pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk
baru yang mungkin diinginkan.
Sub-budaya
Subbudaya adalah
sekelompok orang yang mempunyai system nilai sama berdasarkan pada pengalaman
hidup dan situasi, termasuk juga agama, kelompok ras, dan wilayah geografi
(Philip Kotler,1997). Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan
pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
mereka.
Kelas Sosial
Kelas sosial adalah
divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggota yang
menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa (Philip Kotler,
1997). Kelas sosial menentukan pemilihan produk dan merek tertentu dalam
bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan
sebagainya.
Faktor Sosial
Tingkah laku konsumen
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga,
serta peran dan status sosial konsumen.
- Kelompok Acuan
Tingkah laku seseorang
yang dipengaruhi oleh kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Beberapa
merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi
informal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Beberapa
merupakan kelompok sekunder, mempunyai interaksi lebih formal dan kurang
reguler, mencakup kelompok keagamaan, asosiasi professional, dan serikat
pekerja. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik perbandingan atau acauan
langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan tingkah
laku sesorang (Philip Kotler,1997).
2.
Keluarga
Selain kelompok keluarga
juga sangat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, salah satu contoh yang
paling dominan adalah keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian.(Philip
Kotler, 1997)
3.
Peran dan Status
Peran dan status
seseorang ketika dia menjadi anggota kelompok, klub organisasi, posisinya
ditentukan banyak peran dan status seseorang itu sendiri dalam organisasi,
setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat misalnya peran manajer masyarakat mempunyai status yang lebih tinggi
dalam masyarakat dibanding peran masyarakat lain pada umumnya.
d. Faktor
Pribadi
Keputusan seseorang
sebelum membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi antara
lain yaitu:
- Umur dan Tahap Daur Hidup
Orang mengubah barang
dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian,
perabotan dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga
dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga – tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh
keluarga sesuai dengan kedewasaanya.
- Pekerjaan
Pekerjaan seseorang
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli
banyak pakaian untuk bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas
dan dasi. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat
diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka.
- Situasi Ekonomi
Situasi seseorang akan
mempengaruhi perilaku dalam membeli produk. Pemasar produk yang peka terhadap
pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan
tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, pemasar dapat
mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan
mengubah harga produknya
Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola
kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan
opininya. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau
kepribadian seseorang; gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi
seseorang secara keseluruhan didunia.
Kepribadian dan Konsep
Diri
Kepribadian seseorang
yang jelas mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada
karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan
tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Biasanya tercermin sebagai rasa
percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, menyesuaikan diri, dan keagresifan.
Hal ini dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk
pemilihan produk atau merek tertentu.
sumber :
http://musliadipnl.wordpress.com/2012/04/16/faktor-yang-mempengaruhi-tingkah-laku-konsumen/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar